Rabu, 05 September 2012

PENUMPANG TELAT BERANGKAT



TANGERANG  - Suasana Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang masih dalam keadaan kacau-balau, Selasa (04/09/2012) siang, sekira pukul 14.00 WIB. Penumpang yang sedang antre check in dan melakukan pemeriksaan X-Ray tiba-tiba ricuh sesaat setelah listrik padam di bandara internasional itu. Sebanyak 63 penerbangan keberangkatan domestik dan internasional di tiga terminal yang siap melakukan penerbangan pertama, terpaksa tertunda. Para awak dari 12 maskapai penerbangan tak mampu berbuat apa-apa. Akibat gangguan listrik ini, sistem operasional di bandara menjadi terganggu. Seluruh kegiatan menjadi terhenti. Saat itu, bandara lumpuh total.
Genset yang mengambil alih beban listrik memerlukan waktu untuk reset ulang, sehingga pengecekan dilakukan manual. Petugas pun langsung dimobilisasi. Petugas di bagian kargo dan Terminal III dipindah ke Terminal I dan II untuk melakukan pemeriksaan barang calon penumpang dengan cara manual. Sebab, gangguan penerbangan didominasi maskapai yang berada di Terminal I dan Terminal II.
Manajer Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Andang Santoso mengatakan, gangguan pada penerbangan di Bandara Soekarno-hatta ini terjadi akibat kedipan listrik atau flicker. “Berdasarkan data dari main power station (MPS) Bandara Soekarno-Hatta, kedipan listrik ini terjadi selama 1,7 detik. Tapi, pengaruhnya cukup serius,” kata Andang yang ditemui di Terminal IA Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu (01/09/2012) kemarin.
Dikatakan Andang, penerbangan pertama di bandara ini dimulai antara pukul 05.00 WIB hingga 06.00 WIB. “Penumpang sudah melakukan check in mulai jam tiga dini hari. Gangguan mulai terjadi pada jam empat pagi,” katanya. Andang mengaku, saat kejadian pada penerbangan pertama suasana bandara riuh. Terlebih, saat itu hari masih gelap. “Listrik padam telah beberapa kali terjadi di bandara ini. Tapi, inilah yang pertama yang tergolong serius,” kata Andang. Menyinggung kerugian akibat kejadian ini, Andang tak dapat memastikannya. Karena, masalah itu ada di masing-masing maskapai penerbangan. “Kerugian kami selaku pengelola bandara adalah kerugian non materi, seperti imej yang kurang baik,” ujar Andang.
Petugas Officer In Charge (OIC) Bandara Soekarno-Hatta Tri Bowo mengatakan, gangguan penerbangan berlangsung sekitar 30 menit. “Berdasar laporan yang kami terima dari masing-masing maskapai, total maskapai yang mengalami delay (keterlambatan-red) sebanyak 63 penerbangan,” kata Tri seraya menyebut maskapai penerbangan yang dimaksud. Petugas Officer In Charge (OIC) Bandara Soekarno-Hatta lainnya, Yusuf Indra mengaku, akibat gangguan yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta, berdampak kepada penerbangan di bandara lain, termasuk bandara luar negeri. Sebab, kedatangan pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta mengalami keterlambatan. “Di bandara lain pun akhirnya mengalami keterlambatan karena menunggu pesawat datang dari Soekarno-Hatta,” kata Yusuf.
Sementara, Direktur Utama PT (Persero) Angkasa Pura II Tri Sunoko dalam keterangan persnya menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa ini. “Permohonan maaf ini kami sampaikan atas ketidaknyamanan yang terjadi. Ke depan, kami akan berusaha semaksimal mungkin agar sistem operasional bandara tetap berjalan,” katanya. Tri mengatakan, pihaknya juga akan melakukan penataan terhadap jadwal penerbangan. Ke depan, diharapkan tidak ada lagi jadwal penerbangan padat dan tidak padat.
Akibat dari kepadatan tersebut, terjadi penumpukan ratusan penumpang hingga dua baris di pintu masuk  check in. Selain itu, sekitar 62 maskapai penerbangan baik domestik maupun internasional mengalami penundaan keberangkatan berkisar 30 menit.
Gangguan listrik ini, kata Tri Sonoko, terjadi sekitar pukul 04:02. Padamnya aliran listrik hanya berlangsung selama 1,07 detik. Sejauh ini pihaknya belum mengetahui pasti penyebab gangguan listrik tersebut. “Kami sedang cek apa penyebabnya sehingga terjadi gangguan listrik ini. Setelah cadangan listrik hidup secara otomatis, lampu sempat menyala. Akan tetapi, tak lama kemudian listrik mati lagi,’’ ujar Tri Sunoko.
Akibat  interupt itu, sistem komputerisasi di  check in  dan x-ray mati total. “Untuk menghidupkan kembali kedua alat itu karena tidak bisa mati sedetik pun, kami punya alat back-up  listrik milik pengelola bandara dengan kapasitas 7.300 KVA,” terang Tri Sunoko.
Kapasitas tersebut kemudian dibagi-bagi ke bangunan umum di mana saja. Namun, ada kategori bangunan diprioritaskan di lingkungan bandara yang tidak boleh mati. Antara lain sistem navigasi penerbangan yang membutuhkan 3.000 KVA. Sementara kebutuhan listrik yang dipasok PLN selama ini sebesar 29, 3 megavolt ampere.

Pantauan korandigital.com kekacau balauan tersebut akibat arus pendek listrik, manajemen PT (Persero) Angkasa Pura II langsung mengecek lokasi. Tak terkecuali Direktur Utama PT (Persero) Angkasa Pura II Tri Sunoko. Mereka berkeliling memantau tiga terminal yang sebelumnya mengalami keterlambatan penerbangan. Peninjauan lokasi dilakukan pada Jumat siang sekira pukul 12.30 WIB. Meski saat itu penumpang terlihat padat karena menjelang akhir pekan, penerbangan sudah kembali normal. (Mg1)

Tidak ada komentar: