TANGERANG -
Suasana Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang masih dalam
keadaan kacau-balau, Selasa (04/09/2012) siang, sekira pukul 14.00 WIB.
Penumpang yang sedang antre check in dan melakukan pemeriksaan X-Ray tiba-tiba
ricuh sesaat setelah listrik padam di bandara internasional itu. Sebanyak 63
penerbangan keberangkatan domestik dan internasional di tiga terminal yang siap
melakukan penerbangan pertama, terpaksa tertunda. Para awak dari 12 maskapai
penerbangan tak mampu berbuat apa-apa. Akibat gangguan listrik ini, sistem
operasional di bandara menjadi terganggu. Seluruh kegiatan menjadi terhenti.
Saat itu, bandara lumpuh total.
Genset yang
mengambil alih beban listrik memerlukan waktu untuk reset ulang, sehingga
pengecekan dilakukan manual. Petugas pun langsung dimobilisasi. Petugas di
bagian kargo dan Terminal III dipindah ke Terminal I dan II untuk melakukan
pemeriksaan barang calon penumpang dengan cara manual. Sebab, gangguan
penerbangan didominasi maskapai yang berada di Terminal I dan Terminal II.
Manajer Humas PT
(Persero) Angkasa Pura II Andang Santoso mengatakan, gangguan pada penerbangan
di Bandara Soekarno-hatta ini terjadi akibat kedipan listrik atau flicker. “Berdasarkan
data dari main power station (MPS) Bandara Soekarno-Hatta, kedipan listrik ini
terjadi selama 1,7 detik. Tapi, pengaruhnya cukup serius,” kata Andang yang
ditemui di Terminal IA Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu (01/09/2012)
kemarin.
Dikatakan
Andang, penerbangan pertama di bandara ini dimulai antara pukul 05.00 WIB
hingga 06.00 WIB. “Penumpang sudah melakukan check in mulai jam tiga dini hari.
Gangguan mulai terjadi pada jam empat pagi,” katanya. Andang mengaku, saat
kejadian pada penerbangan pertama suasana bandara riuh. Terlebih, saat itu hari
masih gelap. “Listrik padam telah beberapa kali terjadi di bandara ini. Tapi,
inilah yang pertama yang tergolong serius,” kata Andang. Menyinggung kerugian
akibat kejadian ini, Andang tak dapat memastikannya. Karena, masalah itu ada di
masing-masing maskapai penerbangan. “Kerugian kami selaku pengelola bandara
adalah kerugian non materi, seperti imej yang kurang baik,” ujar Andang.
Petugas Officer
In Charge (OIC) Bandara Soekarno-Hatta Tri Bowo mengatakan, gangguan
penerbangan berlangsung sekitar 30 menit. “Berdasar laporan yang kami terima
dari masing-masing maskapai, total maskapai yang mengalami delay
(keterlambatan-red) sebanyak 63 penerbangan,” kata Tri seraya menyebut maskapai
penerbangan yang dimaksud. Petugas Officer In Charge (OIC) Bandara
Soekarno-Hatta lainnya, Yusuf Indra mengaku, akibat gangguan yang terjadi di
Bandara Soekarno-Hatta, berdampak kepada penerbangan di bandara lain, termasuk
bandara luar negeri. Sebab, kedatangan pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta
mengalami keterlambatan. “Di bandara lain pun akhirnya mengalami keterlambatan
karena menunggu pesawat datang dari Soekarno-Hatta,” kata Yusuf.
Sementara, Direktur
Utama PT (Persero) Angkasa Pura II Tri Sunoko dalam keterangan persnya
menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa ini. “Permohonan maaf ini kami
sampaikan atas ketidaknyamanan yang terjadi. Ke depan, kami akan berusaha
semaksimal mungkin agar sistem operasional bandara tetap berjalan,” katanya.
Tri mengatakan, pihaknya juga akan melakukan penataan terhadap jadwal
penerbangan. Ke depan, diharapkan tidak ada lagi jadwal penerbangan padat dan
tidak padat.
Akibat dari
kepadatan tersebut, terjadi penumpukan ratusan penumpang hingga dua baris di
pintu masuk check in. Selain itu,
sekitar 62 maskapai penerbangan baik domestik maupun internasional mengalami
penundaan keberangkatan berkisar 30 menit.
Gangguan listrik
ini, kata Tri Sonoko, terjadi sekitar pukul 04:02. Padamnya aliran listrik
hanya berlangsung selama 1,07 detik. Sejauh ini pihaknya belum mengetahui pasti
penyebab gangguan listrik tersebut. “Kami sedang cek apa penyebabnya sehingga
terjadi gangguan listrik ini. Setelah cadangan listrik hidup secara otomatis,
lampu sempat menyala. Akan tetapi, tak lama kemudian listrik mati lagi,’’ ujar
Tri Sunoko.
Akibat interupt itu, sistem komputerisasi di check in
dan x-ray mati total. “Untuk menghidupkan kembali kedua alat itu karena
tidak bisa mati sedetik pun, kami punya alat back-up listrik milik pengelola bandara dengan
kapasitas 7.300 KVA,” terang Tri Sunoko.
Kapasitas
tersebut kemudian dibagi-bagi ke bangunan umum di mana saja. Namun, ada
kategori bangunan diprioritaskan di lingkungan bandara yang tidak boleh mati.
Antara lain sistem navigasi penerbangan yang membutuhkan 3.000 KVA. Sementara
kebutuhan listrik yang dipasok PLN selama ini sebesar 29, 3 megavolt ampere.
Pantauan korandigital.com kekacau balauan
tersebut akibat arus pendek listrik, manajemen PT (Persero) Angkasa Pura II
langsung mengecek lokasi. Tak terkecuali Direktur Utama PT (Persero) Angkasa
Pura II Tri Sunoko. Mereka berkeliling memantau tiga terminal yang sebelumnya
mengalami keterlambatan penerbangan. Peninjauan lokasi dilakukan pada Jumat
siang sekira pukul 12.30 WIB. Meski saat itu penumpang terlihat padat karena
menjelang akhir pekan, penerbangan sudah kembali normal. (Mg1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar